PADANG, RADARSUMBAR.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB Padang bekerja sama dengan Universitas Negeri Padang (UNP) resmi membuka Mindful Empowerment Approach: Program Penguatan Ketahanan Emosional Narapidana Perempuan Berbasis Mental Strength Framework, Jumat (22/8) lalu.
Pembukaan program dilakukan langsung oleh Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Padang, Susi Andriany Pohan, A.KS., S.Sos., M.Si., bersama dosen pembimbing UNP, Lailatur Rahmi, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan ini turut dihadiri Kasubdit Registrasi dan Bimbingan Masyarakat, serta jajaran pejabat struktural Lapas Perempuan Padang.
Program ini menjadi bentuk kolaborasi strategis antara dunia akademik dan lembaga pemasyarakatan dalam mendukung pembinaan narapidana perempuan, khususnya pada aspek penguatan mental dan emosional.
Mindful Empowerment Approach dirancang dengan tujuan memperkuat ketahanan emosional, meningkatkan kesadaran diri, serta membangun sikap penerimaan diri yang lebih positif bagi narapidana perempuan.
Dengan kerangka Mental Strength Framework, program ini menggabungkan edukasi, praktik reflektif, serta pendampingan intensif yang diharapkan mampu memberikan dampak berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, UNP melalui dosen pembimbing menyerahkan penghargaan kepada Lapas Perempuan Kelas IIB Padang sebagai bentuk apresiasi atas dukungan, kerja sama, dan kontribusi aktif dalam menyukseskan program, sekaligus mendukung implementasi program SERENA (Self-Regulation, Self-Acceptance, Emotional Resilience, Nurturing Awareness).
Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Padang, Susi Andriany Pohan, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menghadirkan pembinaan yang tidak hanya fokus pada keterampilan vokasional, tetapi juga memperhatikan kebutuhan psikologis dan emosional warga binaan.
Dia menekankan pentingnya keberlanjutan program agar narapidana dapat lebih siap menjalani proses reintegrasi sosial setelah masa pidana berakhir.
Dengan dibukanya program ini, Lapas Perempuan Kelas IIB Padang bersama UNP berharap Mindful Empowerment Approach dapat menjadi tonggak penting dalam menghadirkan pembinaan yang lebih humanis, transformatif, dan bermakna bagi narapidana perempuan. (rdr)
















