PADANG, RADARSUMBAR.COM – Untuk pertama kalinya, Kota Padang menjadi tuan rumah Pameran Patung Internasional bertajuk “Abstraksi Tanpa Batas: 95 Tahun Arby Samah”.
Kegiatan ini digelar di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat pada 19–23 Juli 2025, sebagai bentuk penghormatan terhadap Arby Samah—maestro patung abstrak asal Minangkabau yang menjadi pelopor seni patung modern di Indonesia.
Sebanyak 24 pematung berpartisipasi dalam pameran ini, terdiri dari 5 seniman mancanegara dan 19 seniman Indonesia, khususnya dari Yogyakarta dan Sumatra Barat.
Lima negara yang turut berpartisipasi antara lain Jepang, Filipina, Nepal, Belgia, dan Malaysia. Kurator Ali Umar menyebut, sebagian besar seniman memiliki hubungan emosional dan historis dengan Arby Samah.
“Mereka ini rata-rata adalah adik kelas atau seniman yang pernah berinteraksi langsung maupun terinspirasi oleh Pak Arby. Dari sisi usia pun masih satu generasi,” kata Ali Umar.
Seniman Filipina, Christina Quisumbing Ramilo, mengaku tersentuh dengan karya Arby Samah yang menurutnya sangat spiritual dan manusiawi.
“Karya-karyanya tidak hanya tentang bentuk, tapi juga tentang jiwa. Tentang anak, Tuhan, perempuan—semuanya terasa sangat dekat,” ungkapnya.
Pameran ini menjadi tonggak sejarah seni rupa di Padang karena merupakan yang pertama berskala internasional khusus patung.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dijadwalkan membuka acara secara resmi. Inisiatif ini diprakarsai oleh keluarga Arby Samah, dengan anak keduanya, Anita, sebagai ketua pelaksana.
“Bapak selalu menolak pengulangan dalam berkarya. Ia percaya bahwa seni adalah ekspresi dari pencarian yang tak pernah selesai,” ujar Anita.
Meski sempat mengalami kendala teknis seperti pengiriman karya dari luar negeri dan urusan bea cukai, panitia tetap optimis.
“Banyak prosedur teknis yang perlu disesuaikan, tapi kami optimis ini awal yang baik,” tutur Anita.
Arby Samah diketahui menciptakan lebih dari 250 karya sepanjang hidupnya, banyak di antaranya belum pernah dipamerkan. Beberapa karya legendarisnya seperti “Sujud” (1960) dan “Ibu” (1991) akan ditampilkan dalam pameran ini.
Plt. Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar, Zulkifli, menyambut positif terselenggaranya acara ini dan berharap dapat menjadi agenda rutin.
“Kami mendukung penuh kegiatan ini sebagai bentuk penghargaan kepada seniman besar kita. Tahun 2022 lalu kami juga pernah memberikan penghargaan kepada Arby Samah atas jasa-jasanya di bidang seni,” ujarnya.
Ia berharap ke depan pameran ini bisa menjadi bagian dari festival seni patung internasional tahunan di Padang.
Arby Samah: Warisan dari Pandai Sikek
Arby Samah lahir di Pandai Sikek pada 1930 dan dikenal sebagai mahasiswa pertama asal Sumatra Barat di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta.
Ia dikenal karena konsistensinya menolak bentuk-bentuk konvensional dan melahirkan gaya abstrak yang khas dan spiritual.
Sebagai tokoh penting dalam sejarah seni rupa Indonesia, Arby juga mewariskan pengaruh besar di kalangan seniman Minang di Yogyakarta. Kini, lebih dari 200 seniman asal Minang diketahui menetap dan berkarya di kota tersebut.
Pameran “Abstraksi Tanpa Batas: 95 Tahun Arby Samah” tak hanya memperingati perjalanan seni seorang maestro, tetapi juga mengukuhkan posisi Padang dalam peta seni rupa Indonesia dan dunia. (rdr)

















