Workshop ini menjadi ruang kolaborasi kreatif bagi para penari dan koreografer muda untuk menggali potensi tari kontemporer yang berpijak pada akar budaya lokal.
Dua narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Kurniadi Ilham dan Denny Maiyosta, dosen sekaligus praktisi seni tari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.
Dalam sesi pemaparan, Kurniadi Ilham menekankan bahwa tari kontemporer tidak memiliki batasan-batasan kaku.
Namun, menurutnya, penting bagi setiap koreografer untuk memiliki konsep yang kuat agar karya yang dihasilkan tidak hanya ekspresif tetapi juga dapat diterima oleh penonton secara luas.
“Dalam tari kontemporer, tidak ada batas, tapi koreografer mesti punya konsep. Tanpa konsep, karya bisa kehilangan arah dan makna,” ujar Kurniadi.
Sementara Denny Maiyosta mengatakan tari kontemporer memberikan tantangan sendiri bagi koreografer pemula. Namun ia berharap tantangan ini akan melahirkan karya-karya berkualitas.

















