JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), menguak laporan bertajuk Pandora Papers. Laporan ini berisi hampir 12 juta catatan dari 14 entitas jasa keuangan tentang upaya penghindaran pajak dan rahasia kekayaan.
Mengutip Forbes dan ICIJ, Senin (4/1) Pandora Papers, merinci 29.000 akun bank luar negeri, termasuk akun milik lebih dari 130 anggota daftar miliarder versi Forbes, serta ratusan pejabat publik di lebih dari 90 negara. Lebih dari 330 politisi di dalam laporan menggunakan entitas dalam yurisdiksi kerahasiaan untuk membeli real estate, menyimpan uang dalam perwalian, memiliki perusahaan lain dan aset lainnya, terkadang secara anonim.
Investigasi Pandora Papers juga mengungkapkan bagaimana bank dan firma hukum bekerja sama dengan penyedia layanan luar negeri untuk merancang struktur perusahaan yang kompleks. Berkas tersebut menunjukkan bahwa penyedia tidak selalu mengenal pelanggan mereka, meskipun kewajiban hukum mereka untuk berhati-hati dan tidak melakukan bisnis dengan orang-orang yang terlibat dalam transaksi yang meragukan.
Lebih dari setengah berkas (6,4 juta) adalah dokumen teks, termasuk lebih dari 4 juta PDF, beberapa di antaranya mencapai lebih dari 10.000 halaman. Dokumen-dokumen itu termasuk paspor, laporan bank, deklarasi pajak, catatan pendirian perusahaan, kontrak real estat, dan kuesioner uji tuntas. Ada juga lebih dari 4,1 juta gambar dan email yang bocor.
Di antara pejabat yang dilaporkan dalam daftar itu adalah Raja Abdullah II dari Yordania, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Republik Dominika, Republik Ceko, Montenegro, Ekuador, Chili, Uni Emirat Arab, dan Kenya. Pandora Papers juga menyebutkan Raja Yordania diam-diam mengumpulkan uang sebesar 70 juta pound sterling dari Inggris dan properti di Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman BBC.