BOLA, RADARSUMBAR.COM – Empat pertandingan terakhir Semen Padang FC (SPFC) di BRI Liga 1 2024/2025 menjadi ujian hidup-mati dan menentukan apakah tim ini bertahan atau tidak.
Menariknya, keempat laga di akhir musim ini mempertemukan tim Kabau Sirah dengan tim yang berasal dari Jawa Timur (Jatim).
Posisi Semen Padang saat ini memang belum ideal. Mereka menempati peringkat ke-16 alias posisi teratas di zona degradasi dengan 28 poin.
Persaingan untuk lolos dari jerat turun kasta masih terbuka, namun semakin ketat. PSIS (25 poin) dan PSS (22) membayangi di bawah, sementara klub-klub papan bawah seperti Barito Putera, Persis Solo, Madura United, hingga Persik Kediri masih bisa ditarik ke pusaran bahaya.
Namun yang menarik bukan hanya soal poin—melainkan jadwal. Semen Padang FC harus menjalani “maraton Jatim” saat menjamu Madura United (4 Mei), tandang ke markas Persebaya (11 Mei), balik ke Padang menjamu Persik (18 Mei), lalu menutup musim di kandang Arema FC (25 Mei).
Dalam tempo tiga pekan, mereka akan mondar-mandir Padang-Jawa Timur—jadwal yang menuntut ketahanan fisik, logistik dan mental luar biasa.
Untungnya, tren anak asuh Eduardo Almeida mulai menunjukkan titik terang. Mereka memukul PSIS 3-2 dalam laga dramatis, lalu mencuri tiga poin bersih dari Persija di Jakarta lewat kemenangan 2-0.
Dua kemenangan beruntun ini menjadi modal penting—bukan hanya dari segi angka, tetapi juga dari sisi psikologis tim.
Kemenangan atas Persija, apalagi di laga tandang, menunjukkan bahwa tim asuhan Eduardo Almeida punya daya gigit di momen krusial.
Yang dibutuhkan kini adalah konsistensi. Jika bisa mempertahankan bentuk permainan seperti dua laga terakhir, peluang bertahan di kasta tertinggi sangat terbuka.
Madura United dan Persik sama-sama belum aman sepenuhnya, tetapi tidak dalam kondisi terdesak. Persebaya dan Arema sudah lebih santai, tinggal menentukan posisi akhir di klasemen.
Untuk skenario terbaik, tim-tim dari Jatim itu tampil setengah hati, memberi ruang bagi tim Kabau Sirah untuk mencuri poin. Skenario terburuknya, mereka justru tampil garan.
Namun dalam sepak bola, semuanya mungkin. Perjalanan ini akan menguji mental bukan hanya sebagai tim promosi, tapi juga sebagai simbol kebangkitan sepak bola Sumatera Barat. Mereka bukan hanya bertarung melawan empat klub Jatim, tapi juga melawan nasib. (rdr)

















