KESEHATAN, RADARSUMBAR.COM — Rasa malas adalah bagian alami dari hidup manusia. Namun, jika dibiarkan menjadi kebiasaan yang menetap, kondisi ini bisa berubah menjadi masalah serius yang dikenal sebagai malas kronis.
Malas kronis bukan sekadar rasa enggan sesaat untuk beraktivitas. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, kondisi ini merupakan kebiasaan menetap yang dapat berdampak buruk pada produktivitas, kesehatan mental, serta fisik seseorang.
Hal ini diungkap dalam artikel yang dipublikasikan oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Jawa Barat melalui situs resminya, pafijabarprov.org.
“Berbeda dari rasa malas biasa yang bisa hilang dengan dorongan atau motivasi tertentu, malas kronis menetap dalam waktu lama dan sering kali membutuhkan bantuan psikologis untuk mengatasinya,” jelas dr. Dyah.
Beberapa tanda umum yang menunjukkan seseorang mengalami malas kronis antara lain: sering menunda pekerjaan, sulit memulai aktivitas, kurang motivasi.
Kemudian, ketergantungan pada orang lain, menghindari tanggung jawab, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga merasa tidak puas dengan keadaan tanpa berusaha memperbaikinya.
“Banyak orang yang mengira mereka hanya sedang lelah atau butuh istirahat, padahal bisa jadi mereka sudah terjebak dalam pola malas kronis,” tambahnya.
Dampak malas kronis tidak bisa dianggap remeh. Secara mental, kondisi ini dapat memicu depresi, kecemasan, dan hilangnya semangat hidup.
Secara fisik, gaya hidup pasif yang menyertainya meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan gangguan jantung.
“Selain itu, malas kronis juga bisa menghancurkan relasi sosial dan karier seseorang,” ujarnya.
Menghadapi kondisi ini, dr. Dyah menyarankan langkah-langkah konkret seperti menetapkan tujuan yang jelas, membangun kebiasaan positif secara bertahap, menyusun jadwal harian, serta mencari sumber motivasi yang sesuai.
Dia juga menekankan pentingnya menerapkan pola hidup sehat, dan tidak ragu mencari bantuan profesional jika kondisi tak kunjung membaik.
Terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) disebut efektif dalam membantu penderita mengatasi pola pikir negatif yang melatarbelakangi kebiasaan malas. (rdr/klikdokter)

















