- PTPN III
PTPN III adalah induk holding perkebunan perusahaan pelat merah yang dikatakan mempunyai utang sampai Rp43 triliun. Manajemen perusahaan mengakui utang perseroan tersebut mencapai Rp45,3 triliun. Sumber utang tersebut berasal dari 23 bank sekitar Rp41,2 triliun dan sisanya berupa surat utang.
Akan tetapi, pada bulan April 2021 lalu, manajemen PT Perkebunan Nusantara sudah menyepakati restrukturisasi keuangan sekitar Rp41 triliun. Jumlah tersebut bersumber dari 50 kreditur, baik dalam atau luar negeri. Menteri Erick mengatakan bahwa masalah di PTPN khususnya yang berbau korupsi adalah masalah zaman dulu.
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sejak akhir tahun 2019, Waskita Karya mencatat mempunyai utang yang mencapai Rp90 triliun. Hal ini karena banyaknya proyek jalan tol yang sedang dikerjakan. Selain mencicil bunga dan utang ke bank, utang Waskita Karya muncul lantaran banyaknya tagihan dari vendor, termasuk pemasok dan subkontraktor, yang belum dibayar.
Kemudian pada bulan Juni 2021 kemarin, Waskita Karya masih menanggung beban utang sekitar Rp89,73 triliun dengan jumlah aset yang dipunyai sekitar Rp105,34 triliun. Hal ini lantaran pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2020 sehingga berdampak pada kinerja keuangan Waskita termasuk pendapatan dari konstruksi dan jalan tol.
- PT Angkasa Pura I (Persero)
Angkasa Pura I juga tercatat memiliki utang senilai Rp32,7 triliun sampai September 2021. Utang Angkasa Pura I itu adalah dampak dari pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir 2 tahun. Bisnis AP I terdampak karena ketatnya aturan bepergian yang dikeluarkan untuk menekan sebaran COVID-19.
Karena AP I bergerak dalam sektor transportasi udara. Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi menjelaskan bahwa total utang AP I mencapai Rp32 triliun yang terdiri atas kewajiban bayar perusahaan terhadap kreditur dan investor yang nilai mencapai Rp28 triliun. Sementara untuk nilai Rp4,7 triliun adalah kewajiban yang mesti dibayarkan kepada karyawan dan supplier. (viva.co.id)