JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Sebanyak 20.000 rumah subsidi akan dialokasikan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk buruh di berbagai wilayah Indonesia.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyatakan alokasi rumah subsidi dengan Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) ini merupakan kado terbaik dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjelang Peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2025 mendatang karena pentingnya peran buruh sebagai tulang punggung pembangunan nasional.
“Rumah untuk para buruh ini merupakan kado terbaik Presiden Prabowo Subianto untuk buruh. Kami targetkan tanggal 1 Mei 2025 mendatang siap serah terima rumah subsidi untuk buruh,” ujar Menteri PKP dalam keterangannya terkait penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait dukungan 20.000 rumah subsidi untuk buruh di seluruh Indonesia bersama Menteri Ketenagakerjaan Yassierli serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Kementerian PKP, Jakarta, pada Kamis (10/4/2025).
Maruarar menjelaskan, program rumah untuk buruh ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto agar Kementerian PKP memperhatikan rakyat kecil dan pekerja informal dalam memastikan penyediaan perumahan untuk mereka.
Adanya rumah untuk buruh juga menunjukkan bahwa negara hadir untuk menyediakan rumah sebanyak 20.000 rumah layak huni berkualitas bagi buruh di seluruh wilayah Indonesia.
“Saya juga menekankan faktor lokasi dan juga kualitas rumah yang menjadi sangat penting yang akan diberikan untuk para buruh ini.”
“Alokasi rumah subsidi FLPP bagi MBR sebanyak 20.000 unit untuk buruh, hal ini sebagai komitmen kami sebagaimana amanat Presiden Prabowo, Program Tiga Juta Rumah rakyat yakni membangun dan merenovasi rumah harus menyasar semua lapisan masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Maruarar mengatakan, penyerahan kunci perdana sebanyak 100 unit rumah akan dilaksanakan pada 1 Mei 2025 di lokasi perumahan yang akan ditentukan oleh Kementerian PKP, yakni sekitar tiga sampai empat titik di sekitar Jakarta.
Ia juga mengingatkan para pengembang agar berkomitmen membangun rumah subsidi yang layak huni serta berkualitas untuk para buruh maupun masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lainnya.

















