Juga beredar, kata Andre, di grup-grup WhatsApp dan media sosial lainnya, bagaimana doktrin bahwa memilih pasangan tertentu, maka diragukan ke-Islamannya. “Kalau tidak memilih pasangan tertentu disebut tidak menjalankan ajaran Islam, kufur nikmat dan lain sebagainya. Belum lagi fitnah-fitnah terhadap Pak Prabowo. Yang kami hadapi itu berat soal hoaks dan fitnah, apalagi isu agama yang begitu kental,” terangnya.
Meski kalah, namun anggota Komisi VI DPR RI itu mengaku senang, karena perolehan suara Prabowo-Gibran masih cukup signifikan ditengah serangan berbagai hoaks dan isu berbau agama tersebut. Karena sebelumnya, perolehan suara Prabowo disebut rendah dan tidak akan bisa berbuat banyak.
“Sebagai Ketua TKD kami mohon maaf belum berhasil untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Yang patut kami syukuri adalah di tengah serangan isu agama, isu hoaks dan klaim sepihak bahwa pasangan 01 menang minimal 80 persen, bisa terbantahkan. Karena dalam real count-nya, Anies hanya (menang) di angka sekitar 56 persen. Jadi masih dibawa 60 persen, sehingga klaim perolehan suaranya bakal 90 persen tak terjadi,” katanya.
Meski Prabowo Subianto tak menang di Sumbar, Anggota Komisi VI DPR RI itu, memastikan masyarakat Sumbar akan merasakan kontribusi pembangunan dari Prabowo untuk Sumbar. Prabowo akan tetap berkomitmen membangun Sumbar dan itu sudah ditegakkannya kembali. Komitmen Prabowo tak akan luntur setelah hasil Pilpres ini.
“Pak Prabowo Subianto akan tetap menganggap Sumbar sebagai kampung keduanya. Saya akan tetap melaksanakan kegiatan sebagai wakil rakyat dan kader Partai Gerindra. Pemilu boleh usai, tapi pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat harus tetap hadir di tengah masyarakat, itu instruksi Prabowo Subianto,” tuturnya. (rdr)

















