“Sayangnya, berdasarkan laporan IDN Research Institute, hanya 23,4 persen yang kerap mengikuti berita politik,” katanya.
Namun, persentase kerap mengikuti berita politik ini tidak dinyatakan secara pasti bahwa mengerti atau memiliki wawasan akan politik.
Hal ini didasari oleh sikap penduduk pada kategori usia dewasa awal atau generasi muda yang merasa bahwa politik hanya untuk orang- orang yang sudah dewasa akhir dan lansia awal sehingga memiliki sikap cenderung apatis terhadap persoalan politik.
“Melalui pendidikan politik pada anak muda generasi bangsa, diharapkan timbulnya ide dan inovasi terhadap strategi penumbuhan kesadaran dan wawasan politik yang berkualitas di seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
“Melalui peran serta anak muda sebagai agen perubahan maka diharapkan kreativitas dan energi positif yang mereka miliki dapat mendukung terselenggaranya strategi yang telah disusun,” sambungnya.
Selain melalui kegiatan fisik, kata Anton, peran serta anak muda perlu diselenggarakan melalui perkembangan teknologi informasi terutama pada media sosial (medsos).
Diharapkan penggunaan medsos oleh anak muda yang memilki wawasan politik berkualitas dapat menjadi sarana penyebaran pesan perdamaian dan kesadaran politik yang konstruktif terutama dalam menyikapi proses pemilihan umum.
“Tantangan terbesar yang dihadapi oleh anak muda pada saat ini merupakan keterbatasan informasi yang akurat terhadap informasi seputar pemilu dan citra kandidat pemilu,” katanya.
Melalui persebaran informasi oleh siapa saja melalui medsos dan internet, anak muda dapat memiliki persepsi yang salah terkait proses maupun stakeholder pemilu.
Akibat keterbatasan informasi yang akurat serta minimnya keterlibatan anak muda atau bahkan untuk anak muda yang baru pertama kali berkontribusi didalam sebuah sistem politik, akan dapat menimbulkan terjadinya kurang pemahaman dikalangan anak muda.
“Hal ini perlu diantisipasi agar keraguan yang dirasakan oleh anak muda tidak menjadi bumerang yang dimana nantinya dapat menyebabkan hilangnya ketertarikan untuk berkontribusi didalam sebuah ekosistem politik,” tuturnya. (rdr)

















