Memasuki babak kedua, anak asuhan Delfiadri memulai pertandingan dengan memasukkan pemain penyerang. Formasi yang awalnya 4-3-3 diganti menjadi 4-2-2 untuk mengejar kemenangan.
Sebaliknya, PSIM Yogyakarta mampu mengimbangi permainan anak-anak Kabau Sirah. Tim Laskar Mataram saat ini lebih banyak memainkan pola bola=bola mati.
Hingga pertengahan babak kedua, tim tamu malah banyak membuang peluang terbuka di depan gawang Panca Nur. Malah, serangan balik dari PSIM membuat lini belakang Semen Padang FC agak kewalahan.
Peluang cantik yang dibangun Ocvian Chanigio dari lini tengah pun masih belum mampu dimanfaatkan oleh lini serang Semen Padang FC. Banyak kesempatan justru disiakan Ngwoke dan Ahmad Ihwan.
Di menit akhir, peluang matang kembali didapatkan oleh para pemain depan Semen Padang FC. Lagi-lagi, baik Ihwan ataupun Ngwoke belum mampu mengkonversi menjadi gol.
Drama pun terjadi. Semen Padang FC juga harus bermain dengan 10 orang setelah Agus Nova Wiantoro di kartu merah di injury time babak kedua. Hingga pertandingan berakhir, skor 0-0 tak berubah.
Dengan hasil ini, tim Kabau Sirah berada di posisi kedua klasemen dengan 7 poin, sedangkan Persiraja meringsek ke peringkat pertama dengan 9 poin usai kalahkan PSMS.
PSIM pun harus puas dapat satu poin dan masih tetap berada di peringkat ketiga klasemen sementara Grup X dan PSMS jadi juru kunci. (rdr)

















