Arifin juga menegaskan pada 2022 akan ada undang-undang EBT untuk mengencangkan penggunaan listrik pada rumah tangga. Selanjutnya pembangunan interkoneksi, jaringan listrik pintar, dan smart meter pada 2024.
Pada 2031, semua PLTU tahap subcritcal akan pensiun dini dan sudah adanya interkoneksi antar pulau di 2035. Selanjutnya di 2040, bauran EBT ditergetkan mencapai 74 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70 persen, serta tak ada penjualan motor konvensional dengan prediksi konsumsi linstrik mencapai 2.847 kWh per kapita. Sementara di 2045, Arifin mengatakan bakal mempertimbangkan penggunaan energi nuklir berkapasitas 35 GW sampai 2060. Ketika bauran EBT mencapai 87 persen pada 205 , akan dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh per kapita.
“Pada 2060 bauran EBT mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh per kapita,” kata Arifin. (kompas.com)

















