Sementara itu, Wakil Wali Kota (Wawako) Solok, Ramadhani Kirana Putra menyampaikan acara Galanggang Arang dapat menjadi wadah gotong royong bagi segenap pemangku kepentingan untuk bersama sama menggali nilai dari cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan yang tersebar di sepanjang Kawasan Warisan Budaya ini.
“Stasiun Solok ini luas, berkat semua elemen masyarakat dan anak nagari berhasil disulap menjadi ajang Gelanggang Arang saat ini,” katanya.
Karena segala sesuatu yang berbentuk fisik maupun budaya yang lahir dari keberadaan stasiun itu harus dirawat dan lestarikan.
“Apalagi stasiun ini peninggalan warisan dunia yang telah ditetapkan UNESCO tahun 2019 lalu,” katanya.
Tentunya hasilnya sangat berdampak pada masyarakat Solok, mulai dari bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan. Karena selain itu acara Gelanggang Anak Nagari ini juga dibekali dengan berbagai ilmu sejarah adanya Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto.
“Alhamdulillah, perhelatan ini berhasil mendatangkan ribuan pengunjung. Selain ada pameran dan penampilan seni budaya tradisi, juga meningkatkan perekonomian Masyarakat seperti stand UMKM yang ramai dikunjungi pembeli,” ucapnya.
Senada apa yang disampaikan Gubernur Sumbar, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra juga inginkan acara Gelanggang Arang ini tidak hanya diselenggarakan di tujuh kabupaten kota di Sumbar saja, tapi acara serupa bisa dilakukan di setiap kabupaten kota se-Sumbar.
“Tentunya lebih semarak dan lebih heboh lagi, dengan mendatangkan artis artis yang diinginkan,” katanya.
Ia mengatakan sudah sepatutnya Sumbar berbangga sebagai satu dari hanya lima provinsi di Indonesia yang memiliki Situs Warisan Dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO dalam WTBOS.
“Saya berharap, jalur kereta Kota Solok dihidupkan lagi karena ini sangat membantu perekonomian warga,” tuturnya. (rdr)

















