Menurutnya para mahasiswa sengaja mengajukan tuntutan agar fasilitas serta pelayanan yang mereka terima sepadan dengan jumlah uang kuliah yang telah dibayar.
Dalam rangkaian aksi yang dimulai sejak Senin siang itu, situasi sempat memanas sekitar pukul 16.00 WIB di depan gedung Rektorat.
Para peserta membakar ban serta melempari kaca gedung hingga pecah berserakan di lantai, batu-batu juga terlihat bergelimpangan di dalam ruangan.
Disinyalir aksi perusakan itu terjadi lantaran para mahasiswa tidak terima dengan jawaban Rektor ketika disodorkan tuntutan, karena dinilai telah melukai perasaan para mahasiswa.
Menurut keterangan diketahui bahwa Rektor sempat melontarkan perkataan “Kalau Tidak suka kuliah di sini maka keluar saja”. Jawaban itulah yang dinilai telah menyinggung perasaan para mahasiswa.
“Selama ini kami dikuliahkan oleh orang tua dengan susah payah dan biayanya tidak sedikit, ketika kami mempertanyakan hak malah dijawab seperti itu,” kata salah seorang mahasiswa.
Terkait persoalan itu, Rektor Tafdil Husni telah mengklarifikasinya langsung di hadapan mahasiswa bahwa maksud dari perkataannya adalah agar mahasiswa mengikuti aturan Kampus, tanpa bermaksud menyinggung perasaan mahasiswa.
Pada bagian lain, setelah proses mediasi tercapai sang Rektor langsung pergi. Sementara para peserta aksi membubarkan diri secara perlahan. (rdr/ant)

















