“Semua ini adalah pilar-pilar menuju keberhasilan berikutnya. Perguruan tinggi bukan hanya tentang rangking dan gelar, tapi bagaimana kita berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan,” katanya.
Efa menyadari bahwa Unand adalah rumah inovasi, transformasi dan reformasi.
“Tidak bisa amanah seberat ini hanya dikerjakan oleh Rektor. Semuanya berjenjang. Kolaborasi dengan semua pihak sangat dibutuhkan,” katanya.
Sementara itu, Rektor Unand periode 2019-2023, Prof Yuliandri menceritakan perjuangan berat di awal dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di kampus Andalas.
“Tahun awal saya menjabat sebagai Rektor, dihadapkan bencana Covid-19. Namun, berkat dukungan penuh kami bisa mengatasinya dengan baik,” katanya.
Kemudian, katanya, pada tanggal 31 Agustus 2021, Unand resmi ditetapkan sebagai PTN BH bertepatan dengan Dies Natalis Unand.
“Di akhir masa jabatan, kami meresmikan laboratorium sentral Unand oleh Dirjen Dikti yang dibiayai ABPN melalui SBSN. Saya berpesan transformasi PTN BH bisa dilanjutkan,” tuturnya. (rdr)

















