Dia menjelaskan ada banyak manfaat dengan hadirnya inovasi ini. Salah satunya dengan menghilangkan kemungkinan pemeriksaan berulang atau keharusan membawa berkas rekam medis fisik saat pasien hendak berpindah fasyankes.
“Ini juga berguna untuk kasus kedaruratan medis pasien di fasyankes. Tenaga medis hanya perlu mengakses RME pasien tersebut, maka semua riwayat penyakitnya akan muncul untuk menghindari potensi kesalahan dan mempercepat keputusan tindakan yang harus dilakukan,” ungkapnya.
Setiaji menyebutkan peluncuran RME dilakukan setelah sebelumnya program ini telah berhasil melewati fase pengujian pengiriman data pasien (uji interoperabilitas) secara elektronik di 18 fasyankes.
Data aplikasi SATUSEHAT per 11 November 2023 melaporkan terdapat 2.498 fasyankes yang telah terintegrasi aplikasi SATUSEHAT. Setiaji menyatakan pihaknya akan terus berupaya untuk mendorong peningkatan angka tersebut hingga seluruh fasyankes di Indonesia dapat terdigitalisasi dan terintegrasi dengan aplikasi SATUSEHAT. (rdr/ant)

















