Pertimbangan pengakhiran juga dilandasi adanya upaya Manajemen BAKTI Kementerian Kominfo dalam melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan KNJ.
“Satuan Tugas BAKTI Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak Hot Backup Satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo,” jelas Ketua Satgas BAKTI Kominfo.
Dia menegaskan, BAKTI Kementerian Komifo mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.
Proyek HBS merupakan proyek yang dirancang untuk dapat beroperasi sebelum atau paling lambat bersamaan dengan Proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Satelit Multifungsi Pemerintah Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1.
Nama HBS disematkan karena satelit itu akan berfungsi sebagai satelit cadangan jika SATRIA-1 mengalami anomali ketika meluncur.
“Kita harus fokus kepada SATRIA-1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya. Kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” tutup Sarwoto Atmosutarno. (rdr)

















