Meskipun Pariaman terdampak kabut asap, namun hingga saat ini pihaknya tidak mengetahui pasti kondisi udara di kota yang dijuluki Kota Tabuik tersebut karena daerah itu tidak memiliki alat ukur kualitas udara.
“Pemerintah provinsi memiliki alat ukur kualitas udara, kami belum,” katanya.
Pihaknya sedang mengkaji pembelian alat ukur kualitas udara tersebut, apabila berdasarkan hasil pengkajian alat itu diperlukan maka akan diusulkan pembeliannya pada APBD 2024.
Warga setempat terlihat masih beraktivitas seperti biasa dan tidak terganggu dengan kabut asap yang melanda daerah itu. (rdr/ant)

















