Angka stunting ini berhasil ditekan, kata Epyardi, karena pihaknya melibatkan semua sektor yang memungkinkan untuk memberikan bantuan ke Kabupaten Solok. Kemudian, juga memanfaatkan dana APBD dengan prinsip anggaran berbasis kebutuhan rakyat.
“Artinya, setiap duit APBD yang kami pergunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan rakyat itu sendiri. Meski pun APBD kami kecil, tapi dalam menyusun penggunaan APBD yang dibutuhkan rakyat seperti pembangunan jalan-jalan desa, irigasi dan lain sebagainya, kami pun melibatkan semua sektor,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit CSR PT Semen Padang Dedi Muhammad Sidiq yang hadir mewakili Direktur Utama PT Semen Padang Asri Mukhtar Dt Tumangguang Basa menyebut bahwa PT Semen Padang mendukung percepatan dan penurunan angka stunting di Nagari Labuah Panjang, merupakan bagian dari PT Semen Padang sebagai BAAS.
Dalam menurunkan angka stunting di daerah tersebut, PT Semen Padang membantu perbaikan fasilitas air bersih seperti bak penampungan air bersih di 2 lokasi di Labuah Panjang, yaitu di Luak Peraku Jorong Guguak Tabaru dan di Jorong Batu Tungga. Kemudian, juga memperbaiki bak intake yang berada di Jorong Batu Tungga dan Pandan Tinggi.
“Di samping itu, Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Sumbar dan FKIKSP juga turut serta membantu penurunan angka stunting berupa pemberian bantuan Program Makanan Tambahan (PMT) dan pembuatan jamban keluarga,” katanya.
Perbaikan fasilitas air bersih, perbaikan jamban dan pemberian bantuan PMT itu, tambah Dedi, sangat membantu menurunkan angka stunting. Karena, angka stunting tidak akan bisa turun jika akses sanitasi dan air bersihnya tidak diperbaiki.
“Nah, di Labuah Panjang sudah 2 tahun kekurangan air bersih. Padahal untuk penanganan stunting, ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan,” ujarnya. (rdr)

















