“Dengan revitalisasi ini, tentu pasar Painan nantinya tidak kalah dengan pasar di daerah lain di Sumbar,” terang bupati.
Karena itu bupati berharap seluruh elemen di Pesisir Selatan, khususnya di kawasan Painan turut mendukung kegiatan tersebut demi kepentingan umum dan keberlajutan pembangunan daerah.
Bupati juga mengajak semua pihak untuk mewujudkan suasana kondusif, sehingga pembangunan di Pesisir Selatan berjalan lancar. Segala persoalan hendaknya bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Pada kesempatan itu Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumbar Kementerian PU Kusworo Darpito menyampaikan revitalisasi pasar Inpres Painan merupakan usulan bupati pada September 2022.
Kemudian November 2022 Kementerian PU menyatakan kelayakan pembangunannya, dengan alokasi dana lebih kurang Rp53 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kegiatan dilaksanakan selama dua tahun anggaran, 2023-2024. Kami telah kontrak dengan PT Putra Jaya Andalan sebagai pelaksana,” tuturnya.
Ia berharap dengan pembangunan pasar yang lebih baik dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, karena pasar merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan ekonomi.
Konsep pembangunan mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Dirinya berpesan agar pasar dapat dikelola dengan baik sesuai fungsinya, sehingga tujuan kesejahteraan masyarakat benar-benar terwujud.
“Kami berharap kontraktor pelaksana bisa mengerjakan kegiatan sesuai dengan kontrak yang disepakati atau selama 305 hari kalender,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul menjelaskan pasar Inpres Painan dibangun di atas lahan seluas 8.877 meter per segi, dengan bangunan 3 lantai.
Bangunan itu diperkirakan bakal mampu menampung lebih kurang 553 pedagang. Menurutnya pedagang lama akan menjadi prioritas untuk menempati kios atau petak yang disiapkan.
“Kami akan bagi sesuai peruntukan dan seadil-adilnya,” sebut Mimi. (rdr/ant)

















