Sofan mengaku optimisi reaktivasi jalur kereta api bisa dilakukan dengan pembuktian pertama, pengaktifan ulang jalur kereta api dari Muaro Kalaban hingga Sawahlunto.
“Jalur (Sawahlunto-Muaro Kalaban) akan jadi pemicu bagi jalur (kereta api) yang ada di Sumbar (secara keseluruhan) kembali terhubung,” katanya.
Tidak hanya sampai di sana, KAI juga dituntut dan ditantang bisa mereaktivasi jalur kereta api bergigi pada jalur Kayu Tanam-Padang Panjang.
“Ini jadi tantangan tersendiri bagi kami. Kita sama-sama tahu, investasi di jalur kereta api butuh biaya yang tak sedikit. Namun, kami masih punya dua lokomotif yang bisa diandalkan untuk jalur ini,” katanya.
Saat ini, katanya, pemerintah berencana menganggarkan anggaran untuk reaktivasi jalur kereta api yang ada di Sumbar.
“(Kebijakan) ini juga disesuaikan dengan anggaran pemerintah. Namun, jika ini bisa terealisasi, maka bisa menekan angka kemacetan yang ada di Sumbar, khususnya pada saat Hari Raya Idul Fitri,” katanya.
“Minat masyarakat terhadap moda transportasi kereta api cukup tinggi, hal ini terlihat dari terus meningkatnya jumlah penumpang kereta api di Sumbar. Sebelumnya kecepatan kereta api di Sumbar hanya mencapai 40 kilometer per jam,” pungkasnya. (rdr)

















