Prof Yuliandri mengatakan zat pewarna yang selama ini diimpor diketahui berbahaya terhadap kesehatan. Sebab, zat warna sintetik diketahui mengandung pewarna azo yang merupakan turunan benzidina dan bersifat karsinogen (kanker).
“Gambir adalah pewarna alami yang tergolong aman dan senyawa yang terkandung di dalamnya bermanfaat bagi tubuh,” jelas dia.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut, Unand berhasil menggunakan pewarna alami dari gambir yang digunakan untuk pembuatan batik, kain/tekstil, kulit hingga tinta organik.
Tidak hanya itu, kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta tersebut juga berhasil menciptakan inovasi baru berupa tinta untuk kebutuhan Pemilu 2024 dari bahan baku gambir.
“Alhamdulillah tinta organik berbasis gambir hasil inovasi Unand berhasil memenangkan tender konsolidasi pengadaan logistik tinta dalam rangka Pemilu 2024,” kata rektor. (rdr/ant)
















