“Melalui pelatihan smart farming ini masyarakat Desa Kampung Apar bisa memahami tentang bercocok tanam yang baik, tepat, berwawasan lingkungan dan dapat mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Mudah-mudahan dengan teknologi baru ini dan keterbatasan lahan yang kita miliki, petani dan masyarakat bisa meningkatkan produksi tani dari sebelumnya,” kata Genius.
Ketua Kelompok KAIC, Rasmiwati mengatakan, bahwa kelompoknya memerlukan ilmu untuk memajukan pertanian dan hasil panen. Di samping itu, pihaknya telah mendapat bantuan berupa satu paket sistem digitalisasi teknologi berupa pemberian 50 sensor arus eddy masing-masing polybag dan barcoding dalam greenhouse yang terintalasikan dengan satu set controller elektronik dan satu paket cloud databased dan mobile application.
“Bantuan yang diberikan semoga dapat menjadi terobosan dalam pengembangan pertanian di Kampung Apar yang memiliki keterbatasan dalam pengairan yang selama ini mengandalkan sawah tadah hujan. Kami sudah dua kali panen, semoga panen selanjutnya dapat berkembang lebih optimal dengan adanya pendampingan dari PT Pertamina Patra Niaga DPPU Minangkabau,” kata Rismawati.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria menambahkan, KAIC merupakan representasi Desa Energi Berdikari yang menerapkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dipadukan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ini juga melibatkan kelompok masyarakat dalam mengolah sampah organik, tabungan sampah anorganik serta turunan berupa pembuatan berbagai macam produk ekonomi kreatif.
“Kami melakukan kegiatan pengembangan masyarakat di Desa Kampung Apar. Kegiatan ini merupakan salah satu program CSR Pertamina bidang pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan berkelanjutan dalam waktu empat tahun berturut-turut,” tuturnya. (rdr)

















