Karena, tanaman kaliandra merah ini merupakan yang sangat banyak manfaatnya. Terutama, bermanfaat untuk menyuburkan lahan dan dapat menahan erosi.
“Di areal pertanian kami, ada lahan yang miring dan berpotensi terjadinya longsor. Makanya kami tertarik dengan kaliandra ini.”
“Apalagi dari paparan narasumber, disampaikan bahwa tidak ada bagian dari pohon ini yang tidak bisa dimanfaatkan. Kayunya untuk bahan bakar pengganti batubara, daunnya untuk pakan ternak, dan bunganya untuk madu,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan peserta sosialisasi lainnya bernama Zul Abrar, yang mengaku berasal dari Lubuk Basuang.
“Saya bukan dari Tanjung Raya, tapi dari Lubuk Basuang. Saya sengaja datang ke sini, karena saya pemerhati kelompok tani galo-galo Lubuk Basuang.”
“Dan saya tertarik dengan kaliandra merah ini, karena bunganya bermanfaat untuk konsumsi madu galo-galo,” katanya.
Di Lubuk Basuang, tambahnya, belum ada petani madu galo-galo yang memanfatkan bunga kaliandra merah.
“Jadi, saya akan dorong bagaimana petani madu galo-galo di Lubuk Basuang juga menanam kaliandra merah ini.”
“Terutama di Jorong Anam Parit Panjang. Karena, di sana terdapat banyak masyarakat yang menjadi petani madu galo-galo,” tutupnya. (rdr)

















