JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade menyampaikan solusi terkait nasib 80 mantan pilot pesawat Bombardier CRJ-1000 dan pesawat ATR Garuda Indonesia yang hingga kini belum jelas nasibnya.
Andre menyampaikan agar memotong jam terbang seluruh pilot Garuda Indonesia menjadi masing-masing hanya 20 jam per bulan agar 80 mantan pilot Bombardier dan ATR ini bisa diakomodir.
“Solusi ini diusulkan oleh teman-teman yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda. Demi menyelamatkan teman yang 80 orang agar bisa diakomodir tanpa harus dipekerjakan di darat,” kata Andre Rosiade dari Partai Gerindra, kemarin.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan Dirut PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. “Mereka siap dipotong jam terbang mereka masing-masing menjadi 20 jam per bulan. Mereka sudah menghitung, berkoordinasi, dengan seluruh pilot yang ada,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Selanjutnya, Andre mengusulkan agar pilot Bombardier dapat disekolahkan untuk menerbangkan pesawat tipe Airbus A330 dan Boeing 777. Sementara untuk pilot ATR belum bisa disekolahkan pada tipe pesawat Airbus 330 dan Boeing 777 karena peraturan Dirjen Perhubungan Udara.
“Akan tetapi pilot ATR dapat disekolahkan pada Airbus 320 yang dioperasikan di anak perusahaan Citilink. Mengingat akan ada penambahan Airbus 320 untuk Citilink,” terang Andre.

















