Dalam rapat koordinasi tersebut telah dipersiapkan perencanaan maupun teknis pengerjaannya agar tidak ada kendala selama proses berlangsung. Proses pengembangan MB dimulai dengan pengukuran tanah atau yang dikenal dengan istilah soil test.
Kemudian tahapan pembangunan akan dilanjutkan dengan pemasangan tiang pancang sebagai pondasi dermaga dengan waktu pengerjaan sekitar kurang lebih 10 bulan.
Saat ini, pengembangan dan pembangunan dermaga MB menjadi fokus ASDP, termasuk di Pelabuhan penyeberangan Gilimanuk. Tercatat, ASDP hingga saat ini mengoperasikan total 58 unit dermaga MB di seluruh Indonesia.
Shelvy menambahkan, adanya pengembangan dermaga ini merupakan bentuk komitmen ASDP untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan bagi para pengguna jasa.
“Kami terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan, baik di bidang operasional maupun non-operasional.”
“Untuk itu harapannya para pengguna jasa khususnya yang membawa kendaraan dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam melakukan penyeberangan dengan adanya dermaga gerak itu,” tuturnya.
Selain itu, ASDP juga mengharapkan stakeholder penyeberangan terkait untuk berkomitmen memberikan dukungan penuh atas pengerjaan peningkatan dermaga tersebut, demi hadirnya layanan prima bagi seluruh pengguna jasa. (rdr)

















