Sebelumnya Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat menargetkan prevalensi angka anak yang gagal tumbuh akibat kekurangan gizi (stunting) di kota berpenduduk sekitar 900 ribu jiwa tersebut, pada akhir 2023 turun menjadi 17 persen.
Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, Kota Padang di angka 19,5 persen, angka ini mengalami kenaikan dari 2021 sebesar 18,9 persen.
“Memang terjadi kenaikan, dan di tahun ini kita semua bersepakat untuk menekan angka stunting. Hari ini kita rapat dengan Kantor Kemenag, Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, Puskesmas dan penyuluh bersepakat menurunkan angka tersebut,” kata dia.
Ia mengatakan saat ini jumlah anak yang terdata stunting sebanyak 2.563 anak dan targetnya turun menjadi 641 di akhir tahun ini.
“Kalau bisa tentu semua anak yang telah terdata stunting ini dapat kita buat sehat dengan penanganan khusus, sehingga mereka bisa sehat kembali,” ucapnya.
Di Kota Padang saat ini terdata ada 10.251 ibu hamil dan sebanyak 1.425 ibu hamil ini mengalami anemia atau sekitar 13,9 persen. Kemudian, ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) sebanyak 850 orang dan ibu hamil berisiko sebanyak 2.174 orang atau sekitar 21,3 persen.
“Ibu hamil ini diprediksi melahirkan bulan Oktober atau November 2023 dan kita berupaya agar mereka semua terpenuhi nutrisi gizinya, sehingga melahirkan anak yang sehat,” kata dia. (rdr/ant)

















