Kemudian di sisi lain, Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) Sumbar masih mengalami kontraksi pertumbuhan baik dari sisi nilai maupun volume.
“Hal ini mengindikasikan peningkatan animo masyarakat dalam memanfaatkan digital banking BI-FAST untuk bertransaksi di bawah nominal Rp250 juta,” kata dia.
Sebelumnya Perwakilan BI Sumbar mencatat perekonomian Sumbar pada triwulan IV 2022 tumbuh positif melanjutkan tren pemulihan ekonomi. Perekonomian Sumbar pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 4,15 persen secara year on year (yoy).
Menurut dia, angka ini melambat dibandingkan dengan triwulan III 2022 yang tumbuh 4,56 persen secara yoy. Perlambatan pada triwulan IV 2022 tersebut akibat perlambatan ekonomi global yang berpengaruh pada penurunan permintaan ekspor Sumbar dan tren peningkatan harga atau inflasi yang menahan laju konsumsi rumah tangga.
Ia mengatakan kinerja perekonomian Sumbar tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional ataupun di wilayah Sumatera pada periode yang sama, dengan masing-masing sebesar 5,01 persen (yoy) dan 4,98 persen (yoy).
“Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera Barat tumbuh positif pada tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada tahun 2022 tumbuh sebesar 4,36 persen (yoy), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,29 persen (yoy),” kata dia pula. (rdr/ant)

















