Ratusan pedagang yang membuat lapak di atas jembatan layang itu dinilai tidak hanya membahayakan pengunjung namun juga diri sendiri.
“Jembatan itu, kan memang bukan untuk parkir atau berjualan. Kita harus kembalikan kepada fungsi sesungguhnya agar aman untuk dilewati baik dari sisi pengendara maupun struktur jembatan,” katanya.
Mahyeldi menyebut, kondisi saat ini sudah mengkhawatirkan, selain jumlahnya semakin banyak dan tidak tertata, aktivitas tersebut juga telah memakan badan jalan.
“Itu bisa memicu kecelakaan dan kerusakan jembatan,” kata Mahyeldi.
Ia menyebut Jalan Layang Kelok Sembilan adalah jalur utama penghubung antara Sumbar dengan Riau yang diprediksi akan ramai dilewati saat libur lebaran sehingga rawan kecelakaan jika pedagang tidak ditertibkan.
Mahyeldi meminta, Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja Sumbar agar berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Pemkab Limapuluh Kota dan Polres Limapuluh Kota, supaya ada solusi terkait persoalan ini dalam waktu dekat.
Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin menyebutkan, terkait penertiban pedagang di sepanjang Jalan Layang Kelok Sembilan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama Polres Limapuluh Kota dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Dari pertemuan tersebut, bentuk antisipasi yang disepakati adalah para pedagang akan diatur sehingga aktivitas di sepanjang jalan layang dapat ditertibkan dalam rangka menyambut libur lebaran 1444 H. (rdr/ant)

















