Ia juga mengatakan jika dibandingkan tahun lalu, maka tahun ini penjualan lebih meningkat. Karena tahun lalu banyak masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
Ia mengaku di hari biasa berjualan nasi bungkus di rumah makan miliknya, sementara di bulan Ramadhan lebih memilih berjualan takjil berbuka puasa di pasar pabukoan. Dengan alasan pendapatan lebih menjanjikan.
Selain Pak Osu, pedagang lainnya juga menjajakan beragam menu takjil yang menggugah selera pengunjung diantaranya lamang tapai, yakni beras ketan yang dimasak dengan santan dalam bambu muda.
Lebih lanjut, menu yang dijual di pasar pabukoan tersebut dengan harga yang bersahabat, mulai dari aneka minuman dan bermacam kolak dengan harga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu, gorengan Rp1 ribu per biji, jajanan tradisional ondeh-ondeh Rp500 per biji serta sambal mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu sesuai permintaan para pembeli.
Salah seorang warga yang berburu takjil di pasar itu Hasan (29) mengatakan keberadaan pasar pabukoan sangat membantu warga yang hendak membeli kebutuhan takjil untuk berbuka puasa.
“Dengan adanya pasar pabukoan ini kita dapat memilih menu yang kita suka untuk berbuka puasa. Bisanya di bulan Ramadhan kita suka bosan dengan menu yang itu-itu saja,” katanya. (rdr/ant)

















