Sanitasi yang buruk dan ketiadaan jamban hingga jumlah anak dalam satu keluarga yang terlalu banyak, jarak waktu melahirkan yang terlalu dekat, serta melahirkan pada usia terlalu muda ataupun terlalu tua, juga menjadi beberapa faktor penyebab anak stunting.
“Intervensi untuk menurunkan stunting pada faktor ini melalui penggunaan kontrasepsi. Kita bisa melakukan gerakan pasang alat kontrasepsi. Sebab, jarak waktu melahirkan ini berpengaruh terhadap prevalensi stunting,” ujarnya.
Oleh karena itu, BKKBN terus memperluas jejaring kerja sama, di mana kini pihaknya mulai menggandeng Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) pada Senin (13/3), sebagai pihak yang memiliki fokus dan minat yang sama.
“Kami berterima kasih kepada YDKK yang mau membantu upaya percepatan penurunan stunting. Sesuai arahan Bapak Presiden dalam Rakernas BKKBN, upaya percepatan penurunan stunting ini dilakukan bekerja sama dengan semua pihak,” katanya.
Pengurus YDKK Anung Wendyartaka mengatakan organisasi yang sudah berdiri sejak 1982 itu, selama ini giat melakukan tanggap darurat bencana. Program kesehatan dan pendidikan yang dilakukan YDKK juga dilakukan untuk upaya perbaikan sanitasi berupa bantuan program jambanisasi.
YDKK sudah merealisasikan program bantuan jambanisasi di Surabaya, Surakarta, Malang, dan Magelang.
Terkait dengan program bantuan pemberdayaan masyarakat, ia mengatakan tujuannya perubahan perilaku dan program itu bisa dilakukan dengan model hibah bergulir. (rdr/ant)

















