“Tak sampai seminggu pupuk organik bisa habis. Bahkan sekarang kehabisan bahan baku sementara permintaan banyak,” kata Anggota DPRD Solok Selatan ini.
Ia menyebutkan bahwa ketersediaan bahan baku untuk pembuatan pupuk kompos banyak di daerah itu mengingat progul pemerintah daerah saat ini sedang mengembangkan peternakan sapi.
Seorang pembuat pupuk kompos di Bangun Rejo, Zainuddin mengatakan pemasaran pupuk kompos masih cukup terbuka. Selain Kerinci, Provinsi Jambi dan Alahan Panjang, Kabupaten Solok, pupuk kompos produksinya juga telah dipasarkan ke Kota Padang.
“Bulan kemarin ada sekitar 300 karung yang habis dalam sekali ambil,” ujarnya.
Harga per karung dengan berat 30 kilogram, katanya kisaran Rp50.000 hingga Rp25.000 tergantung dari tingkat kehalusan. “Semakin halus semakin mahal,” katanya.
Namun untuk saat ini dirinya mengalami kendala pasokan bahan baku karena sejumlah petani membeli langsung dari kandang dalam bentuk asalan dengan harga Rp15.000 per karung, sementara untuk menjadikan kompos membutuhkan waktu sekitar sebulan.
“Mulai dari pengeringan dan fermentasi membutuhkan sebulan, bahkan lebih. Tergantung cuaca,” ujarnya.
Agar produksinya masih berjalan, katanya yang menggeluti pembuatan pupuk kompos sejak 2014 ini, dirinya menggunakan bahan baku dari peternakannya sendiri. (rdr/ant)

















