Meskipun di Kota Padang tidak memiliki kasus polio, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kesehatan mencanangkan crash program untuk bertindak sebagai antisipasi. “Jangan tunggu anak lumpuh mendadak dulu baru kita obati. Jangan karena ketidaktahuan, dan ketidakmauan kita untuk mengimunisasi anak, semuanya menjadi positif. Kasus membuat anak lumpuh mendadak dan tidak bisa diobati,” ujarnya.
Sasaran imunisasi polio dalam crash program ini adalah anak-anak usia 0-59 bulan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Padang ditargetkan sebanyak 77.624 orang balita yang menjadi sasaran imunisasi polio.
“Kegiatan sudah dimulai dari tanggal 6 kemarin. Sudah kita evaluasi selama dua hari, capaian harusnya selama 2 hari itu sebanyak 11.643 orang balita. Tapi ternyata di lapangan capaian Kota Padang masih berada di angka 8,5 persen atau sebanyak 5.674 balita yang kita imunisasi. Jadi masih ada setengah dari sasaran yang harus kita capai,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan kepada semua pihak untuk menyampaikan informasi ini seluas-luasnya. Selain itu, ia memberikan apresiasi kepada IBI dan forum-forum profesi kesehatan yang telah membantu membuka pos-pos untuk tempat melakukan suntik imunisasi polio.
“Pelaksanaan tidak hanya di fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas dan semacamnya. Tapi di pos-pos yang dibuka organisasi profesi juga bisa menerima layanan tersebut. Kemudian di rumah sakit negeri dan swasta juga membuka,” tukasnya.
Terakhir, ia menyebutkan hingga saat ini ada sebanyak 1.512 pos yang menyebar di Kota Padang, sehingga masyarakat yang memiliki balita dapat mengimunisasi di pos-pos yang telah ada. (rdr)

















