“Tanggung jawab perlindungan anak dan tantangan orang tua di era digital sangat berat, dengan kemudahan akses internet pada anak, bebas terkoneksi tanpa sekat batas dan aturan.”
“Anak lebih pintar dari orang tuanya, dan informasi di internet bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Anak ingin merasakan kebebasan yang lebih besar namun anak belum memahami risiko saat menjelajahi dunia digital,” katanya.
Menurutnya Pemprov Sumbar telah memulai langkah-langkah kreatif dan inovatif yang berkaitan dengan perlindungan anak di dunia digital, salah satunya melalui website Internet Ceria. Website tersebut telah lebih satu tahun dikembangkan, bekerjasama dengan platform digital peduli anak fami.ly.
“Dengan kolaborasi berbagai elemen kita berharap anak-anak semakin pintar berinternet dan terlindung dari ancaman dampak negatif dunia digital.”
“Untuk itu perlu peningkatan SDM baik orang tua, komunitas dan masyarakat luas terutama para guru agar dapat mengetahui tentang bentuk-bentuk kekerasan anak melalui media daring dan dapat melindungi mereka dari bahaya eksploitasi seksual dan kekerasan lainnya di dunia digital,” ujarnya.
Kegiatan Bimtek tersebut berlangsung pada 3 hingga 6 Maret (angkatan I) dan 9-10 Maret (angkatan II) tersebut diikuti 50 orang peserta terdiri dari ASN Diskominfo, Guru TK Non PNS se Kota Padang dan Forum Anak Kota Padang. (rdr/ant)

















