Andre menjelaskan, subholding ini bukan untuk privatisasi tetapi agar lompatan PLN lebih cepat lagi. Dengan begitu PLN dapat lebih mudah untuk berinovasi dalam mengembangkan infrastruktur kelistrikan nasional hingga ke berbagai daerah 3T atau yang terdepan, terluar, dan terpencil.
“Seluruh upaya ini bukan perkara sederhana. Butuh pembiayaan yang besar dan karenanya strategi holding subholding ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan listrik nasional yang andal, hijau, dan terjangkau.”
“Hal ini yang membuat langkah holding subholding menjadi strategis. Beberapa Subholding berfokus pada kompetensinya. Mulai dari penyediaan energi primer, pembangkit, dan bisnis di luar kelistrikan. Sehingga akan membuat PLN lebih jelas arahnya ke depan,” kata Andre.
Lebuh lanjut kata Andre, sejauh ini PLN telah membuktikan bahwa strategi holding subholding membuat perusahaan semakin sehat. Hal ini terlihat hasilnya saat banyak perusahaan kesulitan saat pandemi Covid-19, justru PLN bisa mencatatkan kinerja terbaiknya sepanjang sejarah.
Dengan strategi holding subholding, PLN telah bertransformasi menjadi perusahaan energi berbasis teknologi dan semakin mendorong roda perekonomian nasional. Dengan ini PLN juga kian menyatukan seluruh penjuru negeri dan turut berperan mewujudkan mimpi Indonesia Maju.
“Mari kita dukung bersama upaya PLN menjadi lebih baik lagi bagi kepentingan bangsa. Bagi kepentingan masyarakat di daerah-daerah, termasuk dapil saya di Sumatera Barat yang ingin hidup lebih baik lagi dengan energi yang andal, hijau, dan terjangkau.”
“Semoga langkah PLN lewat holding subholding menjawab kebutuhan pengembangan kelistrikan nasional kita. Dengan begitu, seluruh transformasi PLN saat ini juga bisa menjadi bagian dari transformasi nagari, transformasi negeri,” kata Andre. (rdr)
















