“Ini menjadi tugas kita bersama. Sejak Indonesia merdeka, angka kemiskinan masih menjadi permasalahan. Kita harus bersinergi dan fokus menuntaskan dan menurunkan angka kemiskinan di Pasaman Barat hingga target dapat kita raih. Bagaimana meningkatkan sinergisitas data semua OPD,” katanya.
Ia meminta kesepahaman semua organisasi perangkat daerah bersama-sama menjalankan program ke masyarakat secara langsung.
Kemiskinan, kata dia, menjadi faktor utama yang memiliki kaitan dengan faktor lain seperti pendidikan dan kesehatan.
Untuk itu, ia berharap, tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah Pasaman Barat yang hadir berusaha dan bekerja secara maksimal dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.
Di antara upaya yang dilakukan, seperti pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kembali dilakukan agar pelaku usaha itu kembali bangkit.
“Sekitar 380 UMKM terdampak saat gempa pada Februari lalu. Pendampingan dan pembinaan harus dilakukan,” ujarnya.
Selain itu juga berbagai pembangunan infrastruktur dan kesehatan terus dipacu agar masalah kemiskinan dapat secara perlahan ditekan.
“Apabila angka kemiskinan tinggi, maka semua akan terpengaruh. Tingkat pendidikan akan rendah, dan angka kemiskinan otomatis akan berdampak pada kesehatannya,” sebutnya. (rdr/ant)

















