Ia berharap konflik yang terjadi antara satwa liar dengan manusia di daerah Kinali bisa segera mereda, kawasan setempat tepatnya di batang air Mandiangin memang diklaim sebagai habitat buaya.
Pihak BKSDA Sumbar menyarankan agar di kawasan Kinali dibuat fasilitasi penangkaran semi alami untuk menampung buaya yang selamat.
Hal ini selain bisa menjaga keberlangsungan hidup buaya, juga diyakini bisa menjadi daya tarik pariwisata sebagai objek untuk menarik pengunjung.
“Untuk membuat penangkaran semi alami ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan mulai dari pakan, penerimaan warga setempat, serta kesiapan untuk mengelola penangkaran,” jelasnya.
Pada bagian lain, hingga saat ini total pihak BKSDA Sumbar telah mengevakuasi empat ekor buaya dari berbagai daerah di Sumbar, yakni dua ekor dari Kinali Pasaman Barat, satu di Tigo Nagari Pasaman, dan satu lainnya dari Kabupaten Padangpariaman. (rdr/ant)

















