Kategori masyarakat Solok Selatan yang masuk kemiskinan ekstrem katanya apabila pengeluaran perkapita perbulannya Rp383 ribu.
“Pemerintah menargetkan pada 2024 kemiskinan ekstrem 0 persen dan itu butuh kerjasama semua pihak,” ujarnya.
Perkembangan persentase penduduk miskin Solok Selatan 6,51 persen masih di atas Provinsi Sumbar dengan 5,92 persen.
Dia menambahkan, penyebab utama turunnya kemiskinan di Solok Selatan adalah menurunnya kasus COVID-19 sehingga masyarakat bisa beraktifitas seperti biasa.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. (rdr/ant)

















