RS Madina Bukittinggi juga telah mengirim sampel air bersih hasil pengolahan tersebut ke UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. Dari hasil uji labor pada tanggal 13 Oktober 2022, RS Madina telah menerima laporan hasil uji tersebut, dengan hasil di bawah ambang batas kadar maksimum.
Ada 5 bak air yang di uji sampelnya, mulai dari bak yang belum mengalami proses hingga bak yang sudah mengalami proses penyaringan. Masing-masing 5 sampel air itu di ukur melalui 19 parameter yang di uji di labor dengan kriteria kondisi sampel ‘memenuhi’.
Hasilnya, dari baku mutu atau kadar maksimum 25 NTU untuk tingkat kekeruhan air bersih, hasil Air Limbah Outlet nilainya 0,10 NTU. Sementara Air Limbah Akhir Anaerob adalah 1,16 NTU dan Air Limbah Aerobnya 1,07 NTU.
Di banding sebelum penyaringan, Air Limbah Septic Tank nilainya 49,6 NTU dan Air Limbah Air Kotor nilainya 69,2 NTU. Hasil uji parameter lainnya juga di bawah ambang batas maksimum, bahkan ada yang nilainya nol, seperti parameter dari Total Kaliform dan Escherichia Colo (E Coli).
Menurut Suwarno, air bersih itu sangat berguna untuk menyiram tanaman, membersihkan kendaraan operasional, membersihkan lantai dan sebagainya. “Rumah Sakit Madina Bukittinggi terbuka bagi yang ingin belajar dan ingin kerja sama dalam bidang pengolahan IPAL ini, silakan hubungi Bagian Diklat Rumah Sakit Madina Bukittinggi,” pungkasnya. (rdr/ant)

















