Bayangkan jika seluruh informasi sensorik diperlakukan sama, pasti kita tidak bisa menyelesaikan hal-hal yang sedang dilakukan. Organ indra kita akan terus menerus bekerja, seperti mata yang berkedip, hidung yang bernapas, dan mungkin merasakan detak jantung.
Otak mampu memutuskan mana saja yang harus diabaikan dan diperhatikan. Dalam pikiran alam bawah sadar, otak manusia akan memilih secara selektif mana saja yang penting berdasarkan prasangka dan preferensi kita.
Untuk menguji bagaimana cara otak memilih secara selektif, para ilmuwan menguji tingkat bias selektivitas dalam sebuah penelitian dengan menunjukkan dua jenis gambar yang berbeda kepada sejumlah peserta.
Satu gambar adalah objek netral, seperti lampu, sementara gambar lainnya adalah adegan berdarah dan kekerasan. Hasil dari studi menyimpulkan bahwa gambar berdarah lebih menarik perhatian ketimbang gambar netral yang dianggap monoton.
Peneliti mencatat, objek yang menyebabkan reaksi emosional langsung akan membuat perhatian manusia lebih tertuju. Di sisi lain, sesuatu yang umum dan biasa mudah diabaikan oleh pikiran kita agar kita lebih fokus pada tugas yang lebih penting, pun seperti melihat hidung kita sendiri secara langsung.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai otak manusia masih menjadi misteri. Organ vital ini sangat luar biasa, tidak hanya bekerja keras tetapi juga membuat kita tetap hidup, serta memastikan kita tidak dikuasai oleh informasi eksternal yang sangat banyak.
Mengabaikan hidung dan membuat kita tidak bisa melihatnya memungkinkan otak untuk lebih selektif dalam memperhatikan apa yang menurutnya penting dan mengabaikan informasi yang tidak berguna. (rdr/dtk)

















