Ia menyampaikan pihaknya telah menyediakan guru profesional yang disertai dengan kurikulum yang tepat diterapkan untuk warga binaan serta pelaksanaan sekolahnya dilaksanakan dua kali seminggu sore.
Ia menegaskan peserta dari sekolah yang akan dimulai Januari 2023 tersebut yaitu warga binaan di Lapas Pariaman yang belum menempuh pendidikan hingga SMA meskipun mereka bukan warga asal kota setempat. “Sebagai Indonesia, mereka (warga binaan bukan warga Pariaman) selama berada di Pariaman boleh masuk program ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Klas II B Pariaman Effendi mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan tersebut karena dapat menambah ilmu warga binaan di lembaga tersebut. “Warga binaan senang sekali mendengar adanya program ini, apalagi ijazah Paket C bisa untuk melanjutkan perguruan tinggi,” ujarnya.
Ia menyebutkan jumlah warga binaan di Lapas Pariaman mencapai 594 orang yang 135 di antaranya tidak sekolah, 179 orang tamat SD, 104 tamat SMP, 161 tamat SMA, dan 15 diploma. Sekitar 40 persen jumlah warga binaan di Lapas tersebut merupakan warga Pariaman sedangkan selebihnya merupakan warga luar kota itu. (rdr/ant)

















