“Padahal kalau dilihat, kue (pendapatan) dari pariwisata lokal itu 70 persen, Rp1.400 triliun dibandingkan wisata asing 30 persen itu kurang lebih Rp300 triliunan,” sambungnya.
Menurutnya, sudah sepantasnya menjadikan pariwisata sebagai prioritas utama untuk membangkitkan ekonomi, salah satunya membangun infrastruktur yang layak.
“Saya bersama Pak Andre Rosiade dan pemerintah daerah, komisaris (BUMN) yang hadir meninjau (rencana pembangunan) flyover Sitinjau Lauik, dimana ini merupakan akses pariwisata, investasinya saja Rp4,8 triliun, panjangnya 10,6 kilometer,” paparnya.
Meski pada akhirnya Fly Over selesai dibangun, Erick Thohir tidak ingin jalur lama Sitinjau Lauik ditinggalkan begitu saja oleh masyarakat.
“Bisa dilihat jalan yang lama ini, saya usulkan juga jangan menjadi sepi, jadi ketika sudah ada akses yang baik, di sini juga dijadikan akses wisata, seperti apa nanti difikirkan bagaimana Pemerintah Pusat dan Daerah untuk sama-sama kami membangun supaya ekonomi bisa bangkit,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI asal Sumbar, Andre Rosiade mengatakan, pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik tidak terlepas dari peran nyata Erick Thohir.
“Tanpa izin pak Erick Thohir, KPBU pembangunan fly over sitinjau lauik ini tidak bisa jalan dan dilaksanakan oleh Hutama Karya selaku pemrakarsa,” katanya.
“Menteri PUPR sudah menyetujui dan in shaa Allah Oktober 2023 pembangunan sudah dimulai,” pungkas Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini. (rdr-008)

















