Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat baru menjabat Menteri dua bulan, dia didatangi Andre Rosiade dan Khairul Jasmi yang saat ini juga Komisaris PT Semen Padang dan KSSP. Mereka mengingatkan, ada klub binaan BUMN yang bernama Semen Padang FC.
“Saya langsung minta beberapa BUMN mendukung tim ini. Bahkan hari ini saya datangkan direksi dan komisaris BUMN asal Sumbar untuk mendukung Semen Padang FC. Ternyata ada 31 komisaris dan direksi BUMN asal Sumbar. Membantunya tentu tidak Semen Padang FC saja, tapi secara umum. Nah, kalau direksi dan komisaris tak mendukung, jangan salahkan Menteri,” katanya.
Erick membeberkan, sepakbola itu adalah “lingkaran setan.” Karena itu pemain, pelatih, manajemen dan lainnya harus satu kesatuan. Tidak boleh ada yang hitam. “Jangan ada hitam di merahnya Kabau Sirah. Merah itu sudah sakral. Harus lingkaran sempurna. Tidak ada sepak bola maju karena satu komponen. Saya berharap satu kesatuan itu perlu. Kekurangan pemain bicara ke manajemen,” katanya.
Selain itu, kata Erick Thohir, suporter juga darahnya harus menjadi bagian tim karena tidak mungkin reformasi sepakbola terjadi, baik di Padang kalau tak ada reformasi dari suporter. “Saya baru pulang dari Piala Dunia. Menurut versi saya, Bagaimana suporter Argentina mengisi 80 persen stadion. Prancis hanya 20 persen. Pas adu penalti, Argentina semua. Coba terbalik, akan berbeda,” katanya.
Artinya, sebutnya, kekuatan suporter sangat luar biasa. Maroko suporternya luar biasa tiap main. Dia berharap ini titik nol bagi kita semua. Untuk mulai bangkit. Kalau cita-citanya Semen Padang FC ke liga lebih atas harus bersatu. Kalau tidak, ya tidak mungkin.
“Saya minta tolong para tokoh Sumbar, pusat atau daerah, kalau dulu juara, sekarang cita-citanya promosi Liga 1. Fokus dan lolos. Bertahan dulu agak 2-3 musim di papan tengah Liga 1. Tapi, tetap pertahankan 30 persen pemain Sumbar. Agar rohnya tetap ada. Bukan maksud membeda-bedakan, tapi soal roh klub,” katanya yang juga melihat-lihat koleksi trofi Semen Padang FC yang dipajang di pinggir lapangan. (rdr)

















