Ia meminta pihak sekolah dapat membentuk satuan tugas (satgas) bencana. Dengan begitu, langkah-langkah yang harus dilakukan para siswa dan guru ketika terjadi bencana dapat dilakukan dengan maksimal. Simulasi itu diadakan bermula ketika para siswa sedang belajar di dalam ruang kelas. Suara bel sekolah tiba-tiba berbunyi, menandakan seolah-olah terjadi gempa bumi.
Mendengar suara bel sekolah, para guru menginstruksikan siswa di dalam kelas untuk berlindung ke kolong meja. Setelah suasana tenang, para siswa diarahkan keluar ruangan dengan tetap melindungi bagian kepala menggunakan tas dan berkumpul di lapangan. Setelah berkumpul di lapangan, para guru memeriksa kondisi siswa.
Simulasi itu diadakan di Kecamatan Talamau karena sebelumnya gempa bumi memang mengguncang wilayah Pasaman Barat pada Sabtu 25 Februari 2022 yang lalu. Gempa bumi yang itu berpusat di Kenagarian Kajai Kecamatan Talamau. Ribuan rumah roboh dan belasan orang meninggal dunia akibat bencana gempa bumi itu. (rdr/ant)

















