Penyanyi seperti Prince, Mariah Carey, dan Freddie Mercury misalnya, memiliki rentang empat hingga lima oktaf. Namun itu adalah pengecualian yang jarang terjadi.
Frekuensi tinggi pada kelelawar ini dapat terjadi, karena membran yang memanjang dari pita suara dan berukuran tak lebih dari 10 mikrometer tebalnya, fitur yang tak dimiliki oleh manusia.
Beberapa primata memang memiliki selaput tersebut, tetapi manusia diperkirakan tak pernah mengembangkannya atau kehilangannya pada suatu saat di masa lalu evolusi manusia.
“Panggilan fruekuensi tinggi yang digunakan untuk ekolokasi dihasilkan oleh membran vokal. Ini adalah selaput tipis yang berada di ujung lipatan vokal,” kata Hakansson.
Berhubung massanya yang rendah, mereka dapat berosilasi pada frekuensi yang sangat tinggi dan dengan demikian menghasilkan panggilan frekuensi tinggi, diukur para peneliti pada frekuensi mulai dari 10 hingga 20 kHz.
Kombinasi membran halus dan lipatan yang lebih tebal inilah yang memungkinkan hewan ini menampilkan rentang suara begitu mengesankan. Lebih lanjut, mengapa kelelawar mengeluarkan suara geraman Death Metal, itu belum dipahami.
Namun peneliti mencatat, bahwa kelelawar akan mulai menggeram saat mereka berkerumun, sehingga ada kemungkinan perilaku menunjukkan agresi atau gangguan.
“Jika Anda menangani kelelawar, seperti menjaringnya atau mengamatinya ketika berada dalam kelompok, mereka akan mengeluarkan suara seperti itu. Meskipun alasan pastinya masih menjadi misteri,” tutup Hakansson. (rdr/kps)

















