5. Tugu Gempa
Tugu Gempa didirikan untuk mengenang peristiwa Gempa Bumi yang menghoyak Kota Padang dan sejumlah wilayah di Sumbar dengan magnitudo 7,6 pada 30 September 2009 silam. Dalam peristiwa tersebut, ribuan nyawa melayang di berbagai titik pusat Kota Padang.
Data yang dihimpun dari Satkorlak PB Sumbar, korban meninggal dunia akibat kejadian tersebut mencapai 1.117 orang tersebar di tiga kota dan empat kabupaten di Sumbar. Rincinya, korban luka berat 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, dan korban hilang satu orang. Sedangkan sebanyak 135.448 unit rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan.
Bangunan ini diresmikan bertepatan satu tahun peringatan gempa pada 30 September 2010 oleh Wali Kota Padang saat itu, Fauzi Bahar. Pembangunan Tugu Gempa diinisiasi oleh seorang tokoh Tionghoa dan pengusaha di Padang, Andreas Sofiandi.
6. Tugu Linggarjati
Tugu Linggarjati merupakan bagian dari sejarah perang kemerdekaan Indonesia. Yaitu Perjanjian Linggarjati oleh petinggi di Jakarta yang merupakan konsesi dengan Belanda. Perjanjian itu mengakibatkan daerah Indonesia berkurang.
Sebelumnya 100 persen negeri ini dikuasai Indonesia. Namun akibat perjanjian itu terpaksa sebagian wilayah diberikan kepada Belanda. Kota Padang, pusat kota ke arah tugu tersebut yang berada di Tabing, Lubuk Begalung, dan Bungus Teluk Kabung menjadi kekuasaan Belanda.
7. Tugu Apeksi
Akhirnya Tugu Apeksi yang dibangun di Kompleks Perkantoran Balai Kota Padang diresmikan, Senin (8/8/2022). Tugu tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia. Bentuk tugu tersebut terbilang unik. Terdapat 15 lonjong di tugu tersebut. Sebanyak 15 lonjong itu muncul dari tiap sisi. Hal ini menandakan bahwa Rakernas Apeksi ke-15 dilaksanakan di Padang.
Selain itu, ada empat sisi bagian tugu. Empat sisi ini menandakan empat pilar nilai kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga Bhinneka Tunggal Ika. Tugu Apeksi merupakan satu-satunya di Indonesia, yang proses pembuatannya dilaksanakan terhitung secara cepat, yakni dalam masa 3 bulan.
Tugu Apeksi menjadi sebuah sejarah. Serta simbol pemersatu kota se-Indonesia dalam bingkai Apeksi. Di tugu ini telah tertulis nama wali kota saat ini dan nama daerahnya.
8. Tugu Perjuangan Banda Buek
Satu tugu bukti kekejaman Kolonial Belanda hingga kini dapat ditemukan berdirinya yakni Tugu Perjuangan di Pasa Banda Buek, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Dari catatan sejarah yang dihimpun, Tkembali pada pasca kemerdekaan — tepatnya pada Tahun 1947 –ada tragedi serta peristiwa berdarah yang terjadi di sekitar Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Peristiwa itu terjadi di Pasar Bandar Buat. Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota Padang, Provinsi Sumbar tepatnya pada 18 Januari 1947. Pasar Bandar Buat sendiri merupakan satu-satunya pasar yang aktif di sekitar Kota Padang saat pasukan Belanda menyerang sendi-sendi ekonomi Kota Padang pasca kemerdekaan.
Dikatakan, keberadaan Pasar Raya Padang yang merupakan penunjang utama ekonomi Kota Padang pada saat itu saja tidak bisa beroperasi dengan semestinya. Kondisi di Pasar Raya Padang saat itu, sebagian besar memilih untuk menutup tokonya, masing-masing mengingat serbuan militer Belanda.
Ancaman yang diberikan Belanda pada masa itu memang benar nyatanya terlihat, hanya pedagang minuman dan makanan ringan yang berani membuka toko pada masa itu. (rdr-008)

















