Sementara, Sekda Kota Padang, Andree Algamar mengatakan, simulasi tsunami merupakan program yang mengedepankan kolaborasi masyarakat, tokoh masyarakat, pusat peringatan dini tsunami dan BPBD terkait kesiapsiagaan bencana tersebut.
“Program kesiapsiagaan masyarakat ini diposisikan sebagai subjek, bukan objek lagi. program ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana seperti tsunami,” ujar Andree.
UNESCO menetapkan 12 indikator dalam persiapan menghadapi bencana, seperti peta bahaya tsunami yang mudah dimengerti, informasi perkiraan jumlah orang di wilayah bahaya.
Kemudian, papan informasi publik tentang gempa dan tsunami, inventarisasi sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk mengurangi risiko bahaya tsunami.
“Alhamdulillah Kota Padang ada 2 Kelurahan yang akan ikut dalam kegiatan Simulasi Tsunami yakni Kelurahan Purus dan Lolong Belanti.”
“Kita berharap semua Unsur terkait agar dapat mensukseskan kegiatan ini, Semoga Kota Padang bisa masuk Penilaian UNESCO,” ujarnya. (rdr)

















