Jadi, kata Andre Rosiade, pemuda Indonesia hari ini harus mengedepankan persatuan untuk membangun bangsa. Jangan mudah dipecah-belah oleh apa-apa yang kebenarannya belum tentu terbukti. “Soal pilihan partai politik, organisasi dan lain-lain boleh berbeda-beda. Namun, kita harus memastikan itu untuk pembangunan Indonesia. Bukan malah perbedaan yang membuat pertikaian,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini.
Andre mengatakan, pemuda Sumbar sejak abad ke-20 sudah berperan dalam persatuan Indonesia. Dibuktikan dengan bermunculannya organisasi kepemudaan sebelum atau setelah berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908. Bahkan menjadi tuan rumah kongres Jong Sumatranen Bond (JSB) 4-6 Juli 1919 di Padang. Organisasi yang berdiri untuk mempererat hubungan pemuda-pemuda yang berasal dari Sumatra.
“Kita tidak boleh pula larut dan terlena dengan sejarah saja. Pemuda Sumbar hari ini juga harus membuktikan bisa berkontribusi membangun Indonesia. Menjadi penjaga persatuan Indonesia dengan karya-karyanya. Tentunya, akan semakin menegaskan bahwa Sumbar adalah daerah yang punya peran besar membangun Indonesia sejak merdeka sampai saat ini,” kata mantan Presiden BEM Universitas Trisakti Jakarta ini.
Andre Rosiade mengatakan, pemuda Sumbar juga harus lebih banyak terlibat dalam pembangunan. Baik di tingkat daerah kabupaten/kota, provinsi dan nasional. “Pemuda baik sebagai perorangan, dalam organisasi atau jabatan manapun, jangan diam saja soal pembangunan. Harus terlibat aktif dalam membangun dan mengawal pembangunan. Karena pemuda punya ide-ide kekinian yang mungkin saja tak terpikirkan oleh pemangku kebijakan daerah atau pusat,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini. (rdr)

















