Hal yang sama juga diperoleh Prabowo Subianto yang mendapatkan dukungan suara masyarakat Sumatera Barat sebesar 85,95 % unggul jauh atas Jokowi. Namun, keunggulan Prabowo ini tidak berbanding lurus di tingkat nasional yang akhirnya kalah dari Jokowi.
“Pemilu serentak 2024 menjadi tantangan Partai Gerindra yang harus berhadapan dengan polarisasi dukungan masyarakat Sumbar yang kemungkinan besar akan berubah. Pertama, majunya nama lain sebagai calon presiden pada Pemilu 2024, dapat memengaruhi preferensi pemilih Sumbar. Apalagi segmen pemilih beririsan dengan pemilih Prabowo di Sumbar,” katanya.
Kata Andri, tetap akan ada calon anggota legislatif yang berusaha mendapatkan efek ekor jas dari pencalonan Prabowo. Namun, efeknya kemungkinan tidak akan sedahsyat Pemilu 2019. “Setiap calon legislatif harus berusaha membangun kekuatannya sendiri guna melengkapi kelemahan efek ekor jas yang ada pada calon Presiden yang didukung Gerindra,” katanya.
Dihubungi terpisah, Andre Rosiade menyebutkan, Prabowo Subianto akan tetap menjadi magnet utama dalam Pemilu dan Pilpres di Sumbar. Dia bahkan akan terus fokus untuk memenangkan Prabowo sebagai calon Presiden di Sumbar dan secara nasional. Karena sampai hari ini, hanya Prabowo yang layak memimpin Indonesia.
“Kami akan tetap melangkah sesuai arahan partai. Karena saat ini semua unsur partai bersiap dan bekerja keras memenangkan Pak Prabowo Subianto sebagai Presiden. Bahkan, sudah menjadi keputusan partai untuk menegaskan tagline ‘Prabowo Presiden, Gerindra Memang.’ Jadi, kami akan tegak lurus memenangkan Pak Prabowo dan Gerindra,” kata Anggota Komisi VI DPR RI ini. (rdr)

















