“Mereka bermalam di tempat penampungan angin topan. Dan pagi ini banyak yang kembali ke rumah mereka,” katanya.
Orang-orang yang dievakuasi dari daerah dataran rendah seperti pulau-pulau terpencil dan tepi sungai dipindahkan ke ribuan tempat perlindungan topan bertingkat, kata sekretaris Kementerian Penanggulangan Bencana Kamrul Ahsan kepada AFP.
“Mereka bermalam di tempat penampungan angin topan. Dan pagi ini banyak yang kembali ke rumah mereka,” katanya.
Dalam beberapa kasus, polisi harus membujuk penduduk desa yang enggan meninggalkan rumah mereka. Pohon-pohon tumbang hingga ke ibu kota Dhaka, ratusan kilometer dari pusat topan.
Ahsan mengatakan hampir 10 ribu rumah hancur atau rusak dan sekitar 1.000 tambak udang tersapu banjir. Hujan deras mengguyur sebagian besar negara itu, membanjiri kota-kota seperti Dhaka, Khulna, dan Barisal dengan curah hujan 324 mm pada Senin lalu.
Sekitar 33 ribu pengungsi Rohingya dari Myanmar, yang secara kontroversial dipindahkan dari daratan ke pulau rawan badai di Teluk Benggala, diperintahkan tetap tinggal di dalam rumah tetapi tidak ada laporan tentang korban atau kerusakan. “Begitulah kekuatan angin. Kami tidak bisa tidur di malam hari karena takut rumah kami hancur. Ular masuk ke banyak rumah. Air juga menggenangi banyak rumah,” kata Tahmidul Islam, 25 tahun, warga Maheshkhali. (rdr/tempo.co)

















